Suasana pagi di hari Minggu yang cukup tenang. Mesin AC berdengung pelan menghembuskan angin dingin yang menyelimuti kamar kos berukuran 4×3. Perlahan saya terbangun sambil mendengar bunyi orkestra wajan, panci dan sutil yang sedang dimainkan anak kos untuk memasak. Kebetulan kamar saya tepat di depan dapur. Tak jarang bau masakan menyelinap masuk melalui sela-sela jendela kamar, begitu pula dengan suara perkakasnya. Kalau weekend, kadang ada anak kosan yang membawa pacarnya dan memasak bersama. Saya ketawa gemes kalau mereka sudah debat soal takaran bahan makanan, bercanda-canda romantis, bahkan bisa ngikik kalau mendapati yang cowok cuma diam mematung melihat pacarnya memasak 😂.
Cek-cek Kalender tak terasa sudah di pertengahan bulan September. Melihat angka bulan September adalah 9 (sembilan) ini cukup melegakan lho bagi saya. Artinya butuh 3 bulan lagi untuk mengakhiri tahun 2023. Eh, saya tidak bermaksud untuk cepat-cepat mengakhiri tahun ini. Namun saya rasa sudah banyak sekali pasang surut fisik, pikiran, hingga perasaan saya sepanjang tahun 2023 ini. Apalagi mendapati bahwa saya adalah golongan perasa yang perilaku emosionalnya lebih dominan ketimbang perilaku akal, (atau mungkin setara?). Setidaknya itu menurut saya dan berdasarkan standar penilaian saya ya.
Btw, tahun ini merupakan seperempat abad saya. Seperti yang sudah pernah saya katakan di beberapa tongkrongan, seseorang yang menginjak umur 25 itu biasanya mendapati peristiwa yang pengaruhnya cukup besar. Peristiwa itu bisa baik dan bisa juga buruk, meskipun secara hakikatnya semua peristiwa itu baik (manusianya saja yang kadang terlalu sibuk dengan instrumen penilaian buruk). Dan lagi-lagi setidaknya ini berdasarkan pengamatan dan penilaian saya.
Tapi bicara soal bulan September yang sedang kita lewati saat ini, tidak salah untuk kita mulai bersiap-siap mengakhiri tahun ini nantinya dengan gegap gempita, dengan melakukan apa saja yang membuat kita bahagia selama masih dalam koridor. Seperti teman saya dengan rafting bersamanya, kawan saya dengan gadget barunya, sahabat saya dengan promosi pekerjaannya, dan saya dengan setumpuk buku-buku. Mana mungkin juga saya selesaikan tahun yang bertepatan dengan momen ke 25 saya dengan sedih dan penyesalan. Rasanya terlalu naif untuk melakukannya.
Sepanjang tahun 2023 ini memang banyak sekali perasaan saya yang campur aduk, mungkin hanya keluarga dan teman dekat kepercayaan saya saja yang tahu, selebihnya biar itu menjadi memori historis bagi perjalanan kehidupan panjang saya yang telah saya abadikan melalui tulisan tangan di diary pribadi. Makanya kalau teman-teman baca tulisan saya di media manapun yang keluar di tahun 2023, baik Instagram, Story, Threads, X, Blog, saya lebih banyak menulis dengan tema suffering, kecemasan, kebangkitan diri, pelajaran hidup, pengharapan, keikhlasan dsb. Kalau diibaratkan, keadaan-keadaan saya itu berwarna sepia gloomy. Dan setelah saya renungkan, secara global ini disebabkan oleh kebutuhan afeksi saya yang tidak dapat terpenuhi dengan baik sejak akhir tahun 2022, bahkan hingga saat saya menulis ini. Intine ngono lah.
Perlahan saya paham bahwa keadaan-keadaan tersebut tidak akan berlangsung selamanya, dan Alhamdulillah saya bersyukur berhasil melewatinya sampai titik ini dan saya yakin di penghujung tahun nanti akan ada titik balik yang mana sudah bisa saya rasakan momentumnya di bulan ke-9 ini. Oh iya ada cerita juga soal asesmen psikologi yang saya lakukan di akhir bulan Agustus kemarin, tapi mungkin akan saya ceritakan lain waktu.
Btw saya dah kebelet mau jogging di GBK tapi kondisi udara masih tidak baik. Apa ada yang mau ngajak olahraga indoor?
Happy Weekend
Sekian,
Bagus, suka sama tulisannya 👍. Terima kasih buat si penulis karena telah berekspresi penuh dramatis dalam kisah-kisah yang cukup estetis.
Jangan lelah untuk terus berkarya 👍
Terimakasih sudah berkunjung!!